Pagi itu ketika matahari mulai terbangun dari tidurnya. Perjalanan kami mulai dari Pangkalpinang menuju ke Desa Tuing, Dusun Mapur, Kabupaten Bangka. Dengan menggunakan sepeda motor, pukul 06.00 WIB kami sudah berangkat menuju daerah tersebut.
Desa Mapur merupakan wilayah tertua dengan segala rahasia supranaturalnya yang luas dan disegani. Topografi mapur berdekatan dengan sungai-sungai dan juga laut, dimana demografi penduduknya didominasi masyarakat nonmuslim dari etnis tionghoa dan Orang Lum, juga sedikitnya terdapat penduduk muslim yang datang dari daerah lain dan ini terjadi karena hubungan interaksi pernikahan. (Korpus Mapur Dalam Islamisasi Bangka hal. 1)
Perjalanan dari Pangkalpinang menuju ke wilayah mapur membutuhkan waktu lebih kurang 2 jam jika menggunakan kendaraan bermotor. Kesan magis mulai terasa ketika memasuki wilayah simpang mapur. Rumah-rumah etnis tionghoa menemani lebih kurang 15 menit perjalanan ketika memasuki simpang mapur.
Senyum masyarakat menyambut kedatangan kami, bukti sebuah keramahan masyarakat asli pribumi. Disini kebersamaan masyarakat begitu tinggi, dengan satu cerek kopi dapat mempertemukan mereka yang tadinya pergi.
Alunan merdu yang dinyanyikan ombak membuatku betah tak berpindah tempat, kemudian gendang telinga menangkap gelombang suara, yang kemudian disampaikan kepada mata untuk mencari sumber suara tersebut. Benar sekali, suara itu berasal dari segerombolan anak dusun yang bermain kegirangan dengan kesenangan sederhana yang mereka ciptakan.
Ketika lelah mulai pergi, perjalanan dilanjutkan menuju puncak bukit Tuing, tetapi Tuhan belum mengizinkan kami untuk menapakkan kaki di puncak bukit ini. kami tersesat diantara hutan belantara, tak pernah kami temukan arah pasti menuju puncaknya, dengan berat hati kami kembali pulang dengan sisa tenaga yang tersisa.
Jika bukit tak dapat mengisi kesenangan di dusun ini, mungkin pantai bisa menjadi pelampiasan yang tepat. Pantai Pungur namanya, letaknya lumayan jauh dari pemukiman, harus memasuki hutan untuk sampai pada pesisirnya, dan ketika sampai akan disambut dengan ilalang hijau yang tersusun rapi menambah warna untuk pantai ini. suasana damai sangat terasa hingga terlarut dalam buaian angin sore yang membawaku terlelap.
Kereennn... Master (y)
BalasHapusTerimakasih master
Hapus